Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah" (TQS. Ali Imran [3]:10) :::::::: "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada al-khoir (Al-Islam), menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (TQS. Alim-Imran [3]:104):::::::: Sesungguhnya Allah menyukai orang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (TQS. Ash-Shaff [61]:4)

Kamis, 13 Desember 2012

Dialogika#7 UNHAS : Ilusi Negara Demokrasi

Diposting oleh Unknown at 14.14

Get free daily email updates!

Follow us!

dialogika-ilusi-negara-demokrasi
Makassar (05/12/2012), tidak kurang 30 orang mahasiswa mengikuti Diskusi Panel DIALOGIKA edisi ke-7 yang merupakan agenda bulanan dari Gema Pembebasan (GP) Komisariat Universitas Hasanuddin.

Kegiatan yang dilaksanakan di pelataran baruga A.P Pettarani Unhas ini dimulai pada pukul 16.15 hingga pukul 17.45 wita. Dialog yang bertemakan “Ilusi Negra Demokrasi” menghadirkan tiga pembicarai yakni, Marwan (HIMAPOL Unhas), Rizal Fauzi (IMM Eksotik Unhas), Ahmad Masri (Gema Pembebasan Komsat Unhas) dan bertindak sebagai moderator Indrawirawan. Dalam diskusi ini ternyata demokrasi yang memiliki makna “Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” merupakan sistem yang cacat karena dalam praktiknya tidak sesuai dengan konsepnya melainkan hanya golongan tertentu yang menikmatinya. Sistem demokrasi yang dianut di Indonesia adalah sistem demokrasi Pancasila merupakan biang permasalahan di negeri ini karena terbukti sistem demokrasi tidak melahirkan pemimpin yang berkualitas dan hanya melahirkan pemimpin yang mempunyai popularitas.

Dalam pemaparannya baik Marwan maupun Rizal, keduanya senada bahwa belum ada cerminan demokrasi yang ada didunia ini apatah lagi diIndonesia. Menurut Rizal juga, ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Eksotik Unhas bahwa “pandangan kami dari IMM menganggap demokrasi boleh diadopsi oleh umat Islam karena sama saja dengan Musyawarah” katanya. Sedangkan pada kesempatannya Ahmad Masri walaupun meng-iyakan bahwa demokrasi hari ini belum nampak ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, dia juga menambahkan bahwa demokrasi memang tidak pantas kita gunakan, sebuah sistem dimana tidak ada standar benar dan salah, semua tergantung keinginan manusia (suara rakyat). Demokrasi memang indah ketika kita belum menganal Islam. Islam menanggap bahwa hak untuk membuat aturan hidup (kedaulatan) hanyalan milik Allah sang-Pencipta. Dan faktanya ketika aturan yang diterapkan oleh manusia yang serba terbatas dan sarat akan kepentingan, terciptalah tatanan masyarakat yang kacau balau.

Pernyataan oleh Rizal yang mengatakan bahwa beberapa negara bisa maju karena demokrasi seperti Amerika, beberapa negara eropa dan juga jepang dibantah dengan melihat bahwa standar kesejahteraan selain terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan umum, dua hal juga yang tidak beloh dilupakan ; sifat keberlanjutan masa depan dan efek samping global. Sedang nyata didepan mata kita bahwa Amerika sedang terancam oleh dirinya sendiri. Diperparah lagi ketika kita melirik interaksi sosial yang ada disana, begitupun Jepang dan negara-negara pemuja demokrasi lainnya.

Diakhir kata, Marwan perwakilan Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Unhas mengungkapkan bahwa dia tidak menolak ajaran Islam termasuk tegaknya Khilafah Islam dengan syarat bahwa rakyat sendiri sudah siap akan hal itu. Mananggapi hal tersebut, Ahmad Masri mengatakan bahwa disinilah posisi kita sebagai agen perubah dalam masyarakat dan Gerakan Mahasiswa hadir untuk menjadi garda terdepan dalam mempersiapkan transformasi tersebut. Perubahan dari masyarakat kufur menjadi masyarakat Islam yang beradab.

Dialogika ini berjalan cukup atraktif terbukti dari banyaknya peserta yang ingin bertanya namun karena keterbatasan waktu sehingga hanya terpilih 3 pertanyaan yang mewakili peserta lainnya. Di akhir diskusi moderator menarik kesimpulan bahwa negara kita tidak dalam keadaan baik-baik saja sehingga kita perlu bangkit dari keterprukan ini dengan mengganti sistem demokrasi dan menegakkan ideologi islam di bawah naungan Daulah Khilafah yang sesuai manhaj kenabian. [Okto]

If you Like This Article,Then kindly linkback to this article by copying one of the codes below.

URL Of Post:



Paste This HTML Code On Your Page:


Comments
0 Comments

0 komentar:

Have any question? Feel Free To Post Below:

No Spam...!
No Pornography...!
No Sukelarism...!
No Capitalism....!
No Liberalism...!
No Socialism...!
No Nationalism....!

 

Hadist

Dari Abi Nadhrah berkata: "Kami sedang berada bersama Jabir bin Abdullah, rodhiyallahu 'anhuma, dia berkata. (Rasuulullah Saw Bersabda) : "Hampir saja tidak boleh dibawa masuk ke negeri Iraq (diboikot) makanan sepotong roti-pun (qafizh), diboikot pula masuknya dirham,". Kami lalu bertanya kepada beliau, "Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian?" Dia menjawab, "Orang orang 'Ajam (non Arab. Red. Amerika) yang memmboikotnya".
Kemudiannya Beliau berkata lagi, " Hampir–hampir saja tidak boleh dibawa masuk sekeping dinar kepada penduduk Syaam, tidak boleh pula dibawa masuk (diboikot) kepada penduduk Syaam se-takar-an makanan pun (mudyun)." Kami bertanya lagi, "Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian? Beliau menjawab, "Dari bangsa Ruum. (Note : kita tahu Israel adalah imigran dari Ruum, utamanya dari Eropa, yang datang menjajah Palestine sejak tahun 1917). Kemudian diam sejenak.
Lalu dia berkata, Bersabda Rasuulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (red. Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi), Kholifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung-hitung jumlahnya. (Shohih Muslim : 5189)

Dari Nu'man bin Basyir: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Masa Kenabian itu berlangsung di tengah-tengah kalian selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Ia hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa khilafah di atas manhaj kenabian selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Allah hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa kerajaan yang menggigit selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Dia hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa kerajaan yang sewenang-wenang selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Ia hendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj kenabian." Kemudian beliau diam. [HR. Ahmad IV/273, Al-Baihaqi]