Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah" (TQS. Ali Imran [3]:10) :::::::: "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada al-khoir (Al-Islam), menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (TQS. Alim-Imran [3]:104):::::::: Sesungguhnya Allah menyukai orang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (TQS. Ash-Shaff [61]:4)

Senin, 14 Januari 2013

Islam untuk Kebangkitan Indonesia

Diposting oleh Unknown at 01.42

Get free daily email updates!

Follow us!

ISLAM UNTUK KEBANGKITAN INDONESIA

Indonesia adalah negeri dengan sejuta potensi kemakmuran. Keberadaan kekayaan alam baik tambang minyak, gas, batubara, emas, perak, nikel, tembaga dan sebagainya. Juga kekayaan bahari yang terbentang dari ujung Sumatera hingga Papua, yang di dalamnya hidup berbagai macam jenis ikan dan terumbu. Di daratan, tak kalah menghebohkan.. hasil pertanian yang sangat melimpah, hutan yang di dalamnya tumbuh berbagai jenis pohon yang tentunya menambah kekayaan negeri yang oleh para pujangga menyebutnya dengan Negeri zamrud khatulistiwa. Betapa tidak, tanah negeri ini subur bagaikan tanah surga.. tongkat ditanam, pasti akan tumbuh. Itulah negeri Indonesia. Negeri yang dilimpahkan rahmat oleh ALLAH SWT dengan sejuta potensi kemakmuran. Harusnya dengan segala macam kekayaan tersebut, membuat rakyat negeri ini tak kurang satu pun. Pastilah negeri ini hidup dalam kedamaian, kesejahteraan, keadilan dan sebagainya. Namun, hal demikian tinggallah sebuah harapan.

Sudah lebih dari 67 tahun negeri ini merdeka, sudah 100 tahun lebih negeri ini menyatakan kebangkitan nasional. Namun, harapan agar Indonesia bisa menjadi lebih baik tak kunjung terwujud. Sekularisme (Sosialisme, kapitalisme, demokrasi, dll), tak mampu mengubah negeri ini ke jalan kemakmuran. Sekularisme telah mengatur negeri ini lebih dari 100 tahun dan sudah 100 tahun pula sekularisme gagal membangkitkan negeri ini. Sekularisme telah memporak-porandakan harapan anak negeri ini dari kebangkitan. Mimpi-mimpi anak negeri untuk membangkitkan bangsa yang besar ini dicabik-cabik oleh sekularisme dan hanya menyisakan mimpi-mimpi dalam tidurnya. Tak hanya itu, kini virus liberalisme mulai menjangkiti negeri ini. Menambahkan kesengsaraan rakyat negeri ini. Duhai negeriku... sampai kapan ini akan berakhir???

Kepada anak-anak negeri ini, telah dititipkan pesan dan harapan oleh para pendahulu-pendahulu dan pejuang di negeri ini. Kemerdekaan negeri ini direbut dengan kalimat jihad dan teriakan takbir. Ingatlah perjuangan arek-arek suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan negeri ini, jiwa mereka dibangkitkan oleh para ulama dengan kalimat jihad! Ingatlah perjuangan Sultan Hasanuddin dalam melawan penjajah. Ingatlah perjuangan Pangeran Diponegoro. Ingatlah Jenderal Sudirman. Ingatlah!!!! Perjuangan mereka dilandasi karena adanya iman dalam diri mereka. Perjuangan mereka yang berapi-api membebaskan negeri ini dari penjajah Belanda karena hadirnya islam dalam diri mereka. Islam telah memberikan rahmat bagi negeri ini dengan kemerdekaan dari penjajahan Belanda.

Kini.. penjajahan terhadap negeri ini masih belum berakhir. Perjuangan akan terus digemakan. Penjajahan terhadap negeri ini sudah sangat jelas terlihat. Bukan penjajahan secara fisik, akan tetapi dengan non-fisik. Kita dijajah oleh negeri penjajah lewat kaki tangannya di negeri ini. Lihatlah, sudah berapa banyak kekayaan tambang negeri ini dicuri oleh asing lewat legalitas UU. Lihatlah sudah berapa banyak kekayaan bahari dan hutan negeri ini dikuras habis oleh para penjajah. Adakah UU yang melindungi kekayaan alam negeri ini??? Yang ada hanyalah jalan mulus pencaplokan pulau, tanah dan lautan lewat UU. Bukan hanya itu, ada yang lebih parah lagi. Para penjajah semakin membuat negeri ini lemah tak berdaya. Lihatlah anak bangsa sekarang, jiwanya telah teracuni virus-virus sekularisme. Otaknya dibumbui ide liberalisme. Bahkan dipaksa menghirup udara pluralisme, demokrasi, feminisme dan juga komunisme. Akibatnya rakyat negeri ini bagaikan mayat hidup, mati akan tetapi masih bisa hidup.

Sudah saatnya kita lawan penjajahan ini. Jika penjajahan fisik dilawan dengan fisik, maka penjajahan non-fisik dilawan dengan non-fisik. Ide lawan ide, argumen lawan argumen, sekularisme dilawan dengan Islam. Karena hanya dengan itu, virus-virus yang selama ini menjangkiti bangsa ini dapat dinetralisir. Sekularisme mengampanyekan gaya hidup bebas (liberalisme), islam melawannya dengan ide hidup dengan keterikatan terhadap hukum Syara’. Karena akibat gaya hidup bebas, rakyat negeri ini dibuat melegalkan seks, miras, narkoba, keluar masuk agama, tawuran, teror, miskin akan solusi permasalahan, miskin moral, bunuh diri sebagai solusi satu-satunya dan masih banyak lagi.

Ketika sekularisme lewat jalan demokrasi mengampanyekan investasi asing dengan sebebas-bebasnya mengelola kekayaan alam, maka islam melawannya dengan ide kepemilikan. Islam membagi kepemilikan menjadi 3, diantaranya kepemilikan individu, umum dan negara. Kekayaan alam masuk dalam kepemilikan umum (milik rakyat).

Saudaraku.. sungguh Islam hadir untuk membangkitkan negeri ini. Terimalah ia sebagai aturan hidup, tak hanya sebatas ritual belaka akan tetapi seluruh sendi kehidupan (politik, ekonomi, budaya, pemerintahan, pergaulan, dll) yang tercakup dalam syariah Islam. Mari bersama-sama membangkitkan negeri ini dengan islam. Kita jadikan islam sebagai manifestasi kehidupan dunia dan akhirat. Kita bangun peradaban dunia dengan peradaban yang beradab yakni peradaban Islam. Tentunya peradaban Islam ini tak akan terwujud jika syariat Islam tidak diterapkan dan Khilafah (negara yang menjalankan syariat Islam) tidak ditegakkan. Ingat! Harapan itu masih ada. Kebangkitan Islam yang kedua akan datang. Sambutlah wahai negeriku Indonesia. Mari bersatu, bergerak, tegakkan Khilafah!

(Oleh : Al Hajar)

If you Like This Article,Then kindly linkback to this article by copying one of the codes below.

URL Of Post:



Paste This HTML Code On Your Page:


Comments
0 Comments

0 komentar:

Have any question? Feel Free To Post Below:

No Spam...!
No Pornography...!
No Sukelarism...!
No Capitalism....!
No Liberalism...!
No Socialism...!
No Nationalism....!

 

Hadist

Dari Abi Nadhrah berkata: "Kami sedang berada bersama Jabir bin Abdullah, rodhiyallahu 'anhuma, dia berkata. (Rasuulullah Saw Bersabda) : "Hampir saja tidak boleh dibawa masuk ke negeri Iraq (diboikot) makanan sepotong roti-pun (qafizh), diboikot pula masuknya dirham,". Kami lalu bertanya kepada beliau, "Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian?" Dia menjawab, "Orang orang 'Ajam (non Arab. Red. Amerika) yang memmboikotnya".
Kemudiannya Beliau berkata lagi, " Hampir–hampir saja tidak boleh dibawa masuk sekeping dinar kepada penduduk Syaam, tidak boleh pula dibawa masuk (diboikot) kepada penduduk Syaam se-takar-an makanan pun (mudyun)." Kami bertanya lagi, "Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian? Beliau menjawab, "Dari bangsa Ruum. (Note : kita tahu Israel adalah imigran dari Ruum, utamanya dari Eropa, yang datang menjajah Palestine sejak tahun 1917). Kemudian diam sejenak.
Lalu dia berkata, Bersabda Rasuulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (red. Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi), Kholifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung-hitung jumlahnya. (Shohih Muslim : 5189)

Dari Nu'man bin Basyir: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Masa Kenabian itu berlangsung di tengah-tengah kalian selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Ia hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa khilafah di atas manhaj kenabian selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Allah hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa kerajaan yang menggigit selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Dia hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa kerajaan yang sewenang-wenang selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Ia hendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj kenabian." Kemudian beliau diam. [HR. Ahmad IV/273, Al-Baihaqi]