Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah" (TQS. Ali Imran [3]:10) :::::::: "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada al-khoir (Al-Islam), menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (TQS. Alim-Imran [3]:104):::::::: Sesungguhnya Allah menyukai orang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (TQS. Ash-Shaff [61]:4)

Kamis, 12 September 2013

Mahasiswa, Entitas dan Identitas Solusi Perubahan

Diposting oleh Unknown at 17.54

Get free daily email updates!

Follow us!

Mahasiswa, Entitas dan Identitas Solusi Perubahan

Pemuda atau lebih tepatnya mahasiswa masih menjadi sebuah kasta yang patut diperhitungkan di tengah-tengah masyarakat terlebih pada lapisan dan tingkatan akar rumput. Masih tersemat harapan besar di pundak mahasiswa sebagai sosok ideal yang masih memiliki idealisme yang tinggi, energik dan selalu bersemangat disetiap kesempatan.

Kesempatan menjadi mahasiswa di negeri ini terbilang masih mahal tetap bertahan pada level tersier. Pasalanya, baru 7,2 persen anak bangsa nikmati bangku kuliah (Pikiran Rakyat, 05/12). Indonesia adalah negara yang memiliki lebih dari 220 juta penduduk, namun untuk tingkat partisipasi kasar pendidikan tinggi baru mencapai 18,4 persen terhadap populasi penduduk berusia 19-24 tahun (Kompas, 3/11).

Kesempatan Emas

Berdasar fakta di atas, menjadi seorang mahasiswa tidak boleh disepelekan apalagi berlalu begitu saja dengan kehampaan. Mahasiswa adalah entitas untuk perubahan. Mahasiswa dengan entitas dan identitasnya merupakan sebuah keberadaan yang unik dan berbeda. Pemuda (syabab), mahasiswa sebuah entitas dan identitas kekuatan intelektualitas masyarakat sekaligus sebagai pembawa dan penjaga nilai-nilai ideal dalam sebuah tatanan kehidupan masyarakat. Karena orientasi idealis dan pembelaannya pada kebenaran, sebagian ahli memasukkannya ke dalam kelompok cendikiawan (Arief Budiman 1983: 150).


Menjadi mahasiswa adalah kesempatan emas. Kesempatan emas jika menjadi salah satu pemberi solusi bukan menjadi bagian dari masalah. Hal ini dikarenakan, mahasiswa adalah usia produktif dalam hal fisik dan pemikiran. Fase teratas tahap kritis dan ketterbukaan. Kampus terutama, tempat lahirnya para penentu kebijakan serta laboratorium multidimensional yang menggambarkan miniatur  sebuah negara. Lain halnya, mahasiswa memiliki posisi tawar sebagai statusnya sebagai mahasiswa yang cukup di perhitungkan, termasuk di masyarakat.

Pembentukan nilai-nilai idealis pada masa mahasiswa telah mengantar mahasiswa kepada gelangang arena perubahan sosial di dalam masyarakat. Tidak surut dalam ingatan kita bahwa gerakan mahasiswa (gema) angkatan ’66 yang bersatu dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dalam melawan PKI. Pada tahun 1966 juga, saat presiden Soekarno menetapkan sistem presidensil. Gerakan mahasiswa di Indonesia mulai terlibat untuk memperjuangkan sebuah orde yang baru, solusi perubahan. 

Tidak sampai di situ, mahasiswa tetap berada di garda terdepan dalam mengusung solusi perubahan pada masa-masa selanjutnya. Pada tahun 1974 dan 1975 terjadi peristiwa Malari dan titik nadirnya pada tahun 1998 mahasiswa menurunkan rezim Orde Baru.

Problem Orientasi Mahasiswa

Gerakan-gerakan mahasiswa yang pernah muncul selama ini tampaknya belum mampu membawa kepada perubahan hakiki. Perubahan sosial yang membawa kepada kehidupan sosial yang bermartabat dengan Islam sebagai basisnya. Mungkin, jenuh menerpa diantara kita bahwa di saat mahasiswa idealisme kebenaran dijunjung tinggi namun di saat ditawari kekuasaan dengan partisipasi aktif di lembaga negara membawa realitas dan pragmatisme bicara lebih tajam daripada idealisme.

Arah dan kecenderungan gerakan mahasiswa (gema) sebagai social movement lahir dari konsep keterdesakan dan ketertindasan. Semakin parah pemerintah menyelewengkan kekuasaan maka akan berbanding lurus pula arah perjuangan dan pergolakan mahasiswa. Inilah kecenderungan social movement. Mahasiswa sama-sama sadar masalah namun untuk sadar akan tataran solusi bersama untuk diusung dan mengisi perubahan selanjutnya mereka akan terpecah belah. Boleh jadi, inilah faktor idealiasme hanya hadir di dunia mahasiswa karena yang nampak hanya sadar masalah namun di saat mengisi dan melanjutkan arah perubahan berubah menjadi pragmatisme dikarenakan mereka tidak menemukan kata sepakat dalam tataran solusi. Solusi mereka hanya mengedapankan kepentingan perut dan kepentingan kelompok mereka.

Solusi : Islamic Ideological Movement

Mandulnya mahasiswa mengusung, mengawal, hingga mengisi sebuah perubahan sosial perlu direvisi ulang untuk mendapatkan solusi yang benar-benar tuntas. Penggalian solusi harus radikal bukan sekedar menilai dari yang tampak di permukaan saja namun harus melibatkan sesuatu yang Azali, memuaskan akal, menentramkan jiwa serta mampu menjawab sebelum dan sesudah penciptaan alam semesta.

Solusi ini bukan untuk golongan tertentu sambil mendikotomikan dan mengesampingkan yang lain, namun akan menjadi sebuah kebenaran yang bisa diterima oleh siapa saja berdasarkan pembuktian, dalil aqli maupun pembuktian secara naqli. Ideologi Islam telah menggabungkan kesemua syarat tersebut. Keuniversalan Islam ditunjukkan dalam nash berikut ini. “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”[TQS Saba’ (34):28].  Begitu  juga hadis-hadis dari Rasulullah Saw, salah satunnya adalah di dalam riwayat Imam Muslim bahwa Nabi bersabda: “Adapun para nabi sebelum aku mereka di utus khusus untuk kaumnya,dan aku di utus untuk semua kalangan dari yang  merah hingga yang hitam.” Islam dengan ushul ‘aqidah dan hukumnya merupakan pemikiran mendasar yang diatasnya dibangun pemikiran-pemikiran cabang termasuk di dalamnya adalah solusi perubahan. 

Oleh : Indrawirawan

Penulis adalah Mahasiswa Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Unhas Angkatan 2010
Koordinator Humas Gema Pembebasan komsat Unhas

*Terbit pada Koran Kampus Unhas "Identitas", Edisi Akhir Agustus 2013.

If you Like This Article,Then kindly linkback to this article by copying one of the codes below.

URL Of Post:



Paste This HTML Code On Your Page:


Comments
0 Comments

0 komentar:

Have any question? Feel Free To Post Below:

No Spam...!
No Pornography...!
No Sukelarism...!
No Capitalism....!
No Liberalism...!
No Socialism...!
No Nationalism....!

 

Hadist

Dari Abi Nadhrah berkata: "Kami sedang berada bersama Jabir bin Abdullah, rodhiyallahu 'anhuma, dia berkata. (Rasuulullah Saw Bersabda) : "Hampir saja tidak boleh dibawa masuk ke negeri Iraq (diboikot) makanan sepotong roti-pun (qafizh), diboikot pula masuknya dirham,". Kami lalu bertanya kepada beliau, "Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian?" Dia menjawab, "Orang orang 'Ajam (non Arab. Red. Amerika) yang memmboikotnya".
Kemudiannya Beliau berkata lagi, " Hampir–hampir saja tidak boleh dibawa masuk sekeping dinar kepada penduduk Syaam, tidak boleh pula dibawa masuk (diboikot) kepada penduduk Syaam se-takar-an makanan pun (mudyun)." Kami bertanya lagi, "Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian? Beliau menjawab, "Dari bangsa Ruum. (Note : kita tahu Israel adalah imigran dari Ruum, utamanya dari Eropa, yang datang menjajah Palestine sejak tahun 1917). Kemudian diam sejenak.
Lalu dia berkata, Bersabda Rasuulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (red. Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi), Kholifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung-hitung jumlahnya. (Shohih Muslim : 5189)

Dari Nu'man bin Basyir: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Masa Kenabian itu berlangsung di tengah-tengah kalian selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Ia hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa khilafah di atas manhaj kenabian selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Allah hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa kerajaan yang menggigit selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Dia hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa kerajaan yang sewenang-wenang selama yang dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Ia hendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj kenabian." Kemudian beliau diam. [HR. Ahmad IV/273, Al-Baihaqi]